Momen Lebaran Paling Berkesan #BPN30DAYRAMADANBLOGCHALLENGE2021

Bicara tentang momen lebaran, setelah yang dituakan sudah tidak ada (para nenek dan kakek) rasanya setiap momen yang pernah dilalui bersama saat lebaran menjadi sangat berkesan. Memang benar adanya, ketika sesuatu sudah tidak ada, baru terasa kehilangannya. Walaupun sebisa mungkin kami tetap berlebaran bersama di rumah nenek jika tidak pandemi, tetap saja momen yang sama jauh berbeda rasanya. 

Di tema ini aku ingin bercerita bagaimana berkesannya momen lebaran yang aku dan keluarga lalui ketika masih ada yang dituakan. Itung-itung sebagai pengobat rindu karena sudah 2 tahun nggak mudik dan sudah 3 tahun nenek berpulang. 

Mudik adalah momen yang paling kami tunggu di setiap tahunnya. Rencanapun sudah dipersiapkan jauh-jauh hari bahkan sebelum ramadan tiba. Biasanya kami mudik di H+3 lebaran, bawa mobil sendiri dan menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam jika dituntaskan di hari yang sama. Namun, kita semakin dewasa dan orang tua terus menua, sudah beberapa tahun belakangan ini kami membagi waktu perjalanan mudik menjadi 2 hari, nginap dulu istirahat setelah 6 jam perjalanan, besoknya lanjut lagi. Perjalanan selama mudik inipun berkesan juga buatku dan keluarga. Banyak cerita yang kami bagi selagi menikmati perjalanan, bahkan kami punya mesjid favorit untuk istirahat dan shalat. 

Sesampainya di rumah nenek biasanya mendekati waktu berbuka. Sudah berkumpul semua tuh anggota keluarga (kurang lebih 30 orang kalau lengkap, mantap kan ? 😁). Saat berkumpul duh bahagianya bukan main padahal yang diobrolin ngalur ngidul atau sekedar nyanyi-nyanyi bareng. Besoknya kami sahur bareng di hari terakhir ramadan, jadi mudik ini benar-benar disempatkan untuk buka dan sahur bersama sebelum menyambut hari kemenangan. Nah, ini puncak momen lebaran yang paling berkesan, saat hari H idul fitri :').

Rumah nenek itu cukup besar untuk menampung sekitar 20 orang, sisanya ada yang memang tinggal di Palembang dan tinggal di rumah besan nenek. Kamarnya ada banyak karena anak nenek juga banyak, 9 orang hahaha, tapi kamar mandinya cuma ada 3. Jadi,,,,, setelah subuhan harus buru-buru mandi karena jam setengah 7 pagi harus ke mesjid ambil tempat untuk shalat, kalau nggak ya nggak kebagian tempat. Biasanya para cucu yang mandi duluan dan ke mesjid duluan untuk taruh sajadah dulu, ngetag tempat gitu deh 😜. 

Selesai shalat ied kami melakukan tradisi. Diawali dengan makan bersama sambil menunggu saudara lain datang. Setelah makan kami sungkeman sesuai urutan anak-anak nenek beserta keluarganya, dilanjutkan dengan foto bersama. Lalu masuk ke bagian yang paling membahagiakan buat kami para cucu, pembagian angpao / THR dari pada om dan tante. Nominalnya nggak besar, tapi momennya itu yang sangat berkesan. Kami punya aturan dalam pembagian angpao ini, selagi masih jomblo meskipun udah kerja mapan dan berlebih, tetap nggak ngasih angpao, tunggu udah nikah dulu baru ngasih angpao. Jadi selagi masih jomblo tapi udah kerja mapan itungannya tetap cucu yang setara dengan cucu balita hahaha. 

Setelah pembagian angpao, kami sekeluarga bergegas untuk ziarah ke makam kakek dan keluarga yang lain. Ada 2 lokasi makam yang kami kunjungi. Kelar ziarah kami lanjut sanjo atau berkunjung ke rumah keluarga yang ada di Palembang. Lanjut hari ke-2 lebaran biasanya kami jalan-jalan ke mall atau lanjut sanjo. Hari ke-3 makan bersama di RM khas Palembang, hari berikutnya acara bebas. 


Seperti yang aku katakan di awal tadi, setelah kita kehilangan sesuatu atau seseorang, momen yang pernah dijalani bersama akan jadi sangat berkesan. Begitu pula untuk momen lebaran buatku dan keluarga. Meskipun tetap mudik, tapi momennya sudah tidak sama lagi. 


-BPN 30 Days Ramadan Blog Challenge 2021-

#BPNRamadan2021

#Day28

Comments

Popular Posts