#INDONESIABIKINBANGGA DENGAN RAGAM KULINERNYA : BERKENALAN DENGAN KULINER KHAS JAMBI

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau, salah satunya pulau Sumatera. Sama seperti pulau lainnya, Sumatera juga memiliki beberapa provinsi yang cukup terkenal, seperti provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, serta Kepulauan Riau. Di setiap provinsi memiliki banyak kabupaten, dan masing-masing kabupaten memiliki ragam budaya yang khas.  

Ragam budaya yang ada di Indonesia terdiri dari banyak hal, seperti pakaian adat, tarian daerah, lagu daerah, tempat wisata, serta tradisi. Tidak ketinggalan, makanan khas dari berbagai daerah juga turut meramaikan keanekaragaman budaya Indonesia.

Ketika kita melakukan kegiatan pariwisata ke kota tertentu, menikmati sajian kuliner khas daerah tersebut sudah pasti masuk dalam agenda. Siapa yang tidak kenal rawon, makanan khas dari Jawa Timur, atau rendang, makanan khas dari Sumatera Barat yang sudah mendunia, atau juga pempek makanan khas Sumatera Selatan. Semua itu menunjukkan bahwa kuliner adalah salah satu bentuk nyata dari produk budaya suatu daerah.

Saya sendiri berasal dari Jambi, sebuah provinsi yang berada di bagian Barat cekungan Sumatera bagian selatan (sumber bappeda.jambikota.go.id).  Sayangnya, provinsi asal saya ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, apalagi masyarakat yang tinggal di kota besar di pulau Jawa. Saya mau sedikit cerita nih, tahun 2017 sampai awal 2020 saya merantau ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Saat sesi perkenalan dan saya menyebutkan daerah asal saya, banyak teman-teman saya yang belum tahu di mana Jambi itu. Jangankan mereka, saudara sepupu saya yang tinggal di Jakarta pun tidak tahu Jambi. Sedih rasanya ketika daerah sendiri tidak dikenal oleh banyak orang. Padahal Jambi memiliki ragam budaya yang menarik untuk dieksplor, seperti sajian kulinernya.

Jambi memiliki beberapa perkebunan seperti sawit, teh, kopi, juga buah-buahan. Kelimpahan bahan makanan yang dimiliki membuat masyarakat Jambi menciptakan kuliner khas yang memanfaatkan hasil alam dari daerah tempat tinggal mereka yang ramah lingkungan. Terciptanya sajian kuliner khas daerah tidak hanya sebagai bentuk usaha masyarakat dalam mengembangkan bidang industri, tetapi juga sebagai cara mereka untuk melestarikan budaya. Melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan. 

Saya ingin memperkenalkan beberapa sajian kuliner yang bisa teman-teman nikmati saat berkunjung ke Jambi. Jambi memiliki beberapa kuliner yang tersebar di beberapa daerah dan tentu saja tidak ditemui di tempat lain.

1. Tempoyak 

Sumber : https://www.galerijambi.com/2018/08/tempoyak-kuliner-khas-jambi-yang-wajib.html

Ada yang suka makan durian ? Selain dimakan langsung, buah durian juga bisa diolah menjadi makanan lain baik lauk maupun cemilan. Cemilan durian yang terkenal ada lempok durian, kolak durian, dan es durian. Nah, di Jambi durian tidak hanya diolah menjadi cemilan, melainkan juga diolah menjadi aneka lauk yang dapat menggunggah selera. Namanya tempoyak.

Tempoyak adalah salah satu makanan khas Jambi yang terbuat dari daging durian yang difermentasi selama 3 hari dan disimpan dalam wadah maupun plastik. Fermentasi yang dilakukan pada buah durian matang bertujuan untuk mendapatkan rasa dan aroma yang khas. Biasanya tempoyak dicampur dengan olahan ikan berupa gulai, pepes, atau sambal tempoyak teri. 

2. Kerutup Ikan 



Olahan ikan tidak hanya disajikan dalam bentuk campuran tempoyak. Di Jambi terdapat salah satu makanan khas berbahan dasar ikan air tawar seperti ikan nila dan ikan mas. Nama sajian makanan ini adalah kerutup ikan. Proses pembuatan kerutup ikan terbilang unik, ikan yang sudah dipilih dibungkus dengan daun pisang yang telah dilumuri bumbu dan rempah-rempah. Setelah itu ikan  digoreng hingga matang.

3. Nasi Gemuk 


Sumber : https://budaya-indonesia.org/Kuliner-khas-dari-Jambi-Nasi-Gemuk

Kalau di pulau Jawa ada nasi uduk atau nasi kuning sebagai sajian untuk sarapan, di Jambi ada nasi gemuk yang biasanya dijadikan menu sarapan. Sekilas sajian nasi gemuk mirip dengan nasi uduk. Namun, yang membedakan adalah takaran santan yang digunakan, Nasi gemuk membutuhkan lebih banyak santan sehingga rasanya lebih gurih.

Lauk pauknya pun juga berbeda. Nasi gemuk biasanya disantap dengan tambahan telur rebus atau telur dadar yang diiris, sambal goreng, kerupuk, tempe orek, kacang, dan teri.

4. Kue Muso 

Sumber : https://gpswisataindonesia.info/camilan-khas-jambi

Selanjutnya saya akan memperkenalkan cemilan kue khas Jambi, namanya kue Muso. Kue Muso menjadi cemilan favorit masyarakat Jambi apalagi saat bulan Ramadhan tiba karena kue muso sangat mudah dijumpai. Kue muso memiliki rasa yang legit dan bertekstur kenyal karena berbahan dasar tepung beras, ketan, juga santan. Rasanya yang manis membuat kue muso cocok dijadikan teman minum teh atau kopi di pagi hari. Untuk cemilan sore ? Tentu saja bisa. 

5. Dodol Kentang 


Tidak hanya di Garut, Jambi juga punya dodol loh, namanya dodol kentang. Dodol kentang menjadi salah satu oleh-oleh yang digemari wisatawan ketika sedang berlibur ke Kerinci. Dodol kentang terbuat dari kentang pilihan yang berasal dari varietas granola. Varietas ini menhasilkan kentang yang bertekstur lembut sehingga cocok untuk dijadikan dodol. 

Ciri khas dari sajian dodol kentang terlihat dari kemasannya. Dodol kentang dibungkus dengan kertas minyak warna-warni, lalu dikemas ke dalam plastik transparan. Meskipun dikemas dengan sederhana, dodol kentang dapat bertahan hingga satu bulan karena bahan baku pembuatannya tanpa bahan pengawet. 

6. Dodol Nanas


Jambi adalah salah satu provinsi yang memiliki banyak perkebunan nanas. Salah satu daerah penghasil nanas yang ada di Jambi adalah Tangkit yang berada di Kabupaten Muaro Jambi. Banyaknya nanas yang dihasilkan membuat masyarakat lokal menciptakan sajian berbahan dasar nanas, salah satunya dodol nanas. Perpaduan rasa dodol yang manis dan asam, serta teksturnya yang lembut membuat dodol nanas memiliki cita rasa yang unik sehingga cocok dijadikan oleh-oleh. 

 7. Jus Pinang 



Setelah makanan dan cemilan, selanjutnya saya akan memperkenalkan minuman apa saja yang menjadi khas di provinsi Jambi. Masyarakat Jambi memanfaatkan pohon pinang yang tersebar di Jambi untuk diolah menjadi minuman kesehatan berupa jus. Jus pinang dipercaya dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, seperti mengatasi masuk angin, meningkatkan kekebalan tubuh, dan melancarkan peredaran darah. 

8. Teh Kayu Aro 


Selain memiliki dodol kentang sebagai salah satu oleh-oleh khasnya, Kerinci juga memiliki minuman khas, yaitu Teh Kayu Aro. Seperti yang diketahui Kerinci memiliki perkebunan teh Kayu Aro terluas di Asia, dan perkebunan ini sebagian juga ada di Sumatera Barat. Jenis teh Kayu Aro adalah teh hitam. Teh Kayu Aro terkenal karena memiliki rasa dan aroma yang khas. Wisatawan yang berkunjung ke Kerinci tentu tidak melupakan oleh-oleh satu ini. Kalian pun juga harus mencobanya. 

9. Kopi Liberika 


Sumber : Dawam Suprayogi / Instagram @d_suprayogi

Minuman khas dari provinsi Jambi selanjutnya adalah Kopi Liberika. Kopi Liberika awalnya berasal dari Liberia, lalu dibawa dan dikembangkan di Indonesia pada zaman Belanda. Kopi Liberika dikembangkan di Kabupaten Tanjung Jabung. Kabupaten Tanjung Jabung memiliki lahan gambut sehingga masyarakat lokal berinisiatif untuk menanami lahan gambut yang mereka miliki dengan biji kopi agar tercipta industri rumahan bagi mereka. 

Kopi Liberika memiliki rasa yang unik. Rasa kopinya cenderung pahit dengan kadar kafein 1,1 hingga 1,4% serta tingkat keasaman yang rendah. Selain rasanya yang unik, kopi Liberika juga menjadi perhatian wisatawan karena dapat tumbuh dan berkembang biak di lahan gambut. 


Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Jambi, saya bangga dengan keanekaragaman budaya yang ada, terutama kulinernya. Semakin lama masyarakat Jambi semakin berinisiatif untuk memanfaatkan hasil alam yang ada. Jika dulu minuman khas Jambi yang terkenal hanya jus pinang dan teh Kayu Aro, sekarang sudah ada kopi Liberika yang semakin dikembangkan produknya. 

Berani menciptakan suatu produk budaya, berarti harus berani untuk mempertahankan dan meningkatkannya agar tidak sirna seiring berjalannya waktu. Untuk menjaga kuliner agar dapat berkontribusi dalam memelihara keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia, menurut saya beberapa hal perlu dilakukan, seperti : 

1. Memperkenalkan Kuliner / Makanan Khas Daerah Ke Seluruh Generasi

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia dapat bertahan hingga sekarang karena diwariskan dari generasi ke generasi. Hal yang sama juga berlaku untuk kuliner atau makanan khas suatu daerah. Apalagi di zaman sekarang sudah marak makanan dan minuman kekinian seperti fast food, minuman boba, maupun kopi. Generasi saat inipun mudah tertarik dengan makanan dan minuman modern tersebut, terlebih penggunaan gadget yang semakin mudah sehingga informasi tentang makanan baru akan lebih mudah diketahui. Jadi, agar generasi masa kini tidak lupa akan sajian kuliner khas dari daerahnya, perkenalkanlah makanan dan minuman tersebut. 

2. Ajarkan Resep Kulinernya 

Salah satu sajian kuliner yang mudah dijumpai di seluruh Indonesai adalah rumah makan Padang. Siapa yang tidak tahu dengan nasi Padang ? Banyak orang yang menjadikan nasi Padang sebagai primadona. Jika kita perhatikan, menu di rumah makan Padang sangat bervariasi dengan cita rasa yang  tetap sama dari tahun ke tahun, meskipun lokasi rumah makannya bukan di Sumatera Barat dan cara masak yang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini karena resep masakannya diwariskan dari para leluhur ke generasi penerusnya. 

Cara tersebut bisa diterapkan pada kuliner lainnya. Setelah diperkenalkan, ajarkan pula bagaimana cara membuat sajian kuliner khas yang dimaksud dengan resep aslinya. Hal ini bertujuan agar generasi masa kini bisa terbiasa dengan makanan tersebut dan dapat memberikan inovasi baru untuk mengembangkan sajian kuliner tanpa merusak resep aslinya. 

3. Kembangkan Kuliner yang Ada

Dalam upaya melestarikan ragam budaya yang ada khususnya di bidang kuliner, kita tidak bisa hanya terpaku pada hal yang sama. Perlu adanya inovasi-inovasi untuk mengembangkan kuliner, salah satu caranya ialah mengembangkan produksinya. Contohnya tempoyak, jika biasanya tempoyak dinikmati dalam bentuk campuran lauk, kini tempoyak sudah dikembangkan menjadi sambal siap saji dalam kemasan botol. Hal ini bertujuan agar produksi tempoyak dapat terus berkembang dan meramaikan pasar-pasar yang ada di seluruh Indonesia, sehingga tempoyak sebagai makanan khas Jambi dapat dikenal dan dinikmati oleh siapapun.


Indonesia memang bikin bangga karena memiliki keanekaragaman budaya yang berlimpah. Untuk melestarikan keanekaragaman budaya tersebut tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus sadar bahwa kita memiliki budaya yang beraneka ragam yang telah diwariskan sejak dahulu kala. Warisan tersebut harus kita jaga dan kita lestarikan. Kita bisa memulainya dari hal kecil seperti memperkenalkan ragam budaya kepada teman-teman di luar daerah. Lebih baik memulai dari hal yang kecil dari pada tidak sama sekali. 



 












Comments

  1. waaah suami saya orang jambi. baca ini jadi senang. tapi dari semua penjelasan di atas, saya baru pernah nyoba tempoyak aja. Nanti pas pulang kampung lagi mau nyari makanan yang lain ah... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuu mba dicoba makanan yang lainnya kalau ke Jambi ^_^

      Delete
  2. belum pernah ke Jambi, tapi kalau ke Padang pasti lewat sih, jadi belom pernah nyicip kulinernya. pengen cicip dodol kentang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah-mudahan bisa segera cicip dodol kentangnya ya mba, enak loooh :D

      Delete
  3. Adikku tinggal di Jambi tapi baru sekali main ke sana, unik banget ya dodol kentang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa mbak. Ternyata selain jadi kudapan berupa french fries kentang juga bisa jadi dodol ya :D

      Delete

Post a Comment

Popular Posts