Some Peaces of Hurt: Sebuah Novel tentang Merelakan Trauma

"Keren nih series. Kalau aku jadiin inspirasi buat novel oke kali ya?" 

Ucapan itu seketika muncul kala aku baru saja menyelesaikan 5 musim serial favoritku yang bergenre drama-kriminal-psikologi. Inspirasi menulis itu langsung menggebu, ide-ide untuk melengkapi cerita menjadi versi sendiri terasa deras dan segera ingin kurealisasikan. Kurang lebih satu tahun, ide ini rampung kujadikan sebuah naskah novelet yang apik berjudul Some Pieces of Hurt. 

Aku memberanikan diri untuk mengirimkan naskah novelet ini ke penerbit mayor, C-Klik Media. Kalau teman-teman suka ke toko buku Gramedia atau toko-toko buku besar lainnya, di sesi rak buku self improvement buku-buku dari penerbit ini banyak sekali berjejer menghiasi pandangan (C-Klik Media juga menerima naskah fiksi, tetapi dengan S&K tertentu). By the way, kenapa disebut novelet bukan novel? Soalnya buku ini 156 halaman saja!

Singkat cerita, tiga bulan kemudian setelah penerbit menyetujui untuk mengecek naskah novelet yang aku kirimkan, aku mendapat surel reviu dari editor penerbit. Pihak penerbit menyukai novelku, tetapi karena novelku terlalu banyak bagian dialog yang perlu direvisi, jadi mereka belum bisa menerbitkannya alias..... ditolak! Iya, naskahku pernah ditolak penerbit mayor, hahahaha! Menurut editornya, naskahku kebanyakan dialog, harusnya beberapa bagian dinarasikan agar lebih terasa feel-nya. 

Insight ini tentu tidak aku abaikan, aku revisi sesuai dengan saran-saran yang mereka berikan. So...aku kembali mengajukan noveletku, tetapi ke penerbit indie seperti sebelumnya dan diterima. Aku percayakan novelku diterbitkan oleh One Peach Media. Alhamdulillah...

Sumber: One Peach Media 

Sedikit spoiler, novelet Some Pieces of Hurt menceritakan tentang kisah seorang mantan paramedis militer Amerika asal Indonesia bernama Evan yang banyak mengalami kejadian traumatis dalam hidupnya. Evan menikah dengan perempuan asli Amerika yang ia jumpai kala mengikuti pelatihan militer, Clara. Dari hasil pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang putra berkebutuhan khusus yang tampan bernama Alden. 

Putra semata wayangnya itu memerlukan perhatian khusus, terlebih dirinya harus mengikuti terapi fisik  setiap minggu. Namun, pekerjaan Evan sebagai paramedis militer yang turut turun ke medan perang membuatnya harus meningkalkan Clara dan Alden berbulan-bulan lamanya. Ketidakhadiran Evan berdampak serius, Evan dan Clara akhirnya bertengkar hebat. Malang pun menimpa Evan, belum sempat mereka menyelesaikan perselisihan itu, Clara mengalami kecelakaan. Nyawanya pun tak tertolong.  Setelah bergelut dengan penyesalan dan duka beberapa saat, akhirnya Evan memutuskan untuk kembali ke Indonesia bersama putranya dan mengabdikan diri di markas paramedis darurat, Jakarta Paramedic Center. Mulai dari sinilah segala trauma Evan dimulai. Segala memori indah dan pahit yang dialaminya selama berada di Amerika perlahan-lahan menggerogoti jiwanya.

Evan harus berjuang keras melawan rasa denial karena trauma yang ia alami. Karirnya semakin terancam kala emosinya meledak saat dr. Jhoni, bos Evan di Jakarta Paramedic Center secara terang-terangan meminta Evan untuk menemui psikiater. Belum lagi Evan harus berhadapan dengan rekan-rekan kerjanya yang dia anggap tidak mengerti apapun, padahal tanpa Evan ketahui rekan-rekannya itu sudah lebih dulu mengalami hal traumatis, meskipun tidak bekerja di medan perang seperti dirinya. 

Sumber: One Peach Media

Buku ketiga ini aku tulis dengan lebih PD dibandingkan dua buku soloku sebelumnya. Saat menulis naskah Some Pieces of Hurt aku sudah memahami ilmu standar edit naskah. Jadi, aku betul-betul memastikan tulisanku apik dan minim salah ketik. Alhamdulillah, bukuku mendapat label "direkomendasikan oleh editor" yang mana tidak semua buku terbitan OPM bisa mendapat label ini. Berbekal ilmu edit naskah ini juga yang membuatku berani mengajukan naskah ke penerbit C-Klik Media, ya walaupun nggak jadi terbit di sana, wkwkwkwk. Selain lebih PD menulisnya, aku juga berani meminta beberapa bookstagram untuk mengulas bukuku, membaca, dan memberi kritik saran terhadap tulisannku. Aku sengaja memilih bookstagram yang tidak kukenal secara personal, supaya mereka tidak tergigit lidah saat mengkritiknya. 

Bagaimana pun juga tulisanku pasti masih ada celahnya, masih perlu perbaikan, peningkatan, dan penambahan kosakata agar lebih kaya lagi ragam idenya. Untuk novel Some Pieces of Hurt ini aku memberi kritik bahwa tulisanku kurang panjang, masih ada beberapa bagian yang perlu dijelaskan detail agar ceritanya tidak terkesan "loncat-loncat". Aku juga harus belajar lagi tentang menulis konflik yang apik agar suasana mencekamnya lebih terasa😎

Penasaran dengan kisah lengkapnya? Silakan baca bukuku ini yaaa 😆

#LiyaNulisBuku
#LiyaBahasBuku 


Judul: Some Pieces of Hurt
Penulis: Auliya Nurrahman
Genre: Fiksi-Psikologi
Jumlah Halaman: 156 halaman
Penerbit: One Peach Media

Rating Pribadi: 4,5/5


Comments

  1. Selamat ya kak udah lahir buku solo yang ketiga: novel Some Pieces of Hurt. Dari judulnya dah kebaca tentang luka seseorang dalam hidupnya yang dirasa amat mengganggu. So jadi trauma sampai harus ke psikolog. Jadi penasaran nih sama anaknya yang berkebutuhan khusus siapa yang merawatnya?

    ReplyDelete
  2. Selamat Kak..Keren ini, ada label "direkomendasikan oleh editor" yang mana tidak semua buku bisa mendapatkannya. Sukses untuk bukunya ya...jadi penasaran dengan ending kisahnya Evan nih saya

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah, akhirnya terbit juga ya. Selamat untuk buku ketiganya ini
    Salut dengan penulis yang membuat naskah berdasarkan riset tinggi. Luar biasa wawasan dan pengorbanan nya.
    Semoga bukunya laris manis dan membawa manfaat ya

    ReplyDelete
  4. WOWWWWW selamat kak atas terbitnya buku terbaru...ternyata dh ada 3 buku solo yaaa...wahhh hebat kak...
    Tema thriller kayak gini aku suka nie..bisa deh aku jadikin salah satu buku wishlist nanti..semoga buku nya laris manis ya kak :)

    ReplyDelete
  5. Wah, salamat kak atas terbitnya buku baru yang berjudul "Some Pieces of Hurt", ternyata prose menerbitkan buku juga cukup panjang dan butuh effort ya. Tapi aku yakin sih, kalau dari setiap proses bisa dapat pengalaman yang berharga.

    ReplyDelete
  6. wah selamat ya atas kelahiran novel ke-3 nya, mbak. duh saya langsung kepikiran sama novelku yang belum selesai juga bertahun-tahun

    ReplyDelete
  7. Dari pengalaman di tolak jadi belajar banyak ya Mbak
    Ditolak bukan menjadi patah hati tapi tempat improve diri khususnya dalam hal editing naskah.
    Btw, selamat ya Mbak untuk kelahiran novel ketiganya

    ReplyDelete
  8. Wah, keren sekali kak
    Berkarya dari pengalaman yang ada bikin lebih hidup ya
    Ceritanya jadi terasa nyata

    ReplyDelete
  9. Selamat untuk buku solo terbarunya ya mbak. Kisahnya mengangkat tentang orang yang mengalami PTSD ya ini? Belum banyak loh novel yang mengambil tema ini. Keren sekali mbak.

    ReplyDelete
  10. Aku pernah merasakan trauma yang membuat aku tak bisa move on sama sekali.. Mau ah baca biar makin terbuka pikirannya

    ReplyDelete
  11. Wah.. keren Kak. Sudah banyak buku solo yang diterbitkan ya. Ceritanya pun terbilang unik, karena membahas 2 budaya yang berbeda, Indonesia dan Amerika. Btw, jadi penasaran apa yang menginspirasi Kak Liya sehingga memilih untuk membuat cerita ini. Some Pieces of Hurt. Oh iya Kak, sekalian izin tanya sedikit, sepertinya di judul artikel ini ada typo sedikit ya?

    ReplyDelete
  12. Masha Allah keren mbak. Penulis itu memang harus gercep menangkap ide dari setiap apa yang dibaca, lihat dan alami yaa.... Barokallah untuk buku solo terbarunya, penasaran pengen baca full-nya.

    ReplyDelete

Post a Comment