Perjalanan Menjadi Praktisi dan Penulis: Dua Profesi yang Saling Berkaitan

Membahas tentang profesiku, sejujurnya aku kewalahan menyebutnya apa karena aku belum punya profesi yang memiliki homebase berupa kantor. Jadi angkatan corona saat lulus kuliah memang agak sulit memilih profesi ya, apalagi yang nggak punya kenalan di sebuah instansi, agaknya sulit di masa serba susah saat ini untuk masuk menjadi bagian dari mereka. Namun, bukan berarti kita hanya berpangku tangan tanpa usaha "lebih", kalau belum ada instansi yang dituju, kita ciptakan sendiri profesi itu dengan memanfaatkan minat bakat, serta relasi pertemanan yang sudah dibangun sebelumnya. Seperti yang aku lakukan saat ini😎.


Aku adalah perempuan berlatar pendidikan magister Psikologi Pendidikan. Waw, membaca kata "magister" kebanyakan orang pasti berpikir bahwa "dosen" adalah profesi yang aku tuju. Nggak salah kok, memang benar aku ingin jadi dosen, tapi sayang belum rezekinya. Namun, menempuh pendidikan hingga Strata 2 tidak hanya terpaku pada satu profesi saja, apalagi sampai ada stigma "udah sekolah tinggi-tinggi masa kerjanya gitu doang", duh jauh-jauh stigma itu darikuuuuu!.

Aku punya prinsip, jika aku belum mencapai apa yang aku inginkan (dalam hal ini profesi sebagai dosen), aku harus tetap bergerak mencari peluang lain, yang sekiranya tetap memanfaatkan ilmu yang aku miliki. Bukan waktu yang singkat hingga akhirnya aku berada pada posisi seperti sekarang, memperbanyak pengalaman untuk portofolio dan relasi, butuh waktu hampir satu tahun untuk memulai. Yah, saat ini aku berprofesi sebagai praktisi psikologi pendidikan dan penulis. 

Praktisi Psikologi Pendidikan 

Dalam dunia psikologi, banyak profesi yang bisa dikerjakan. Khusus untuk Psikologi Pendidikan, ada tiga profesi yang bisa dijadikan goals: tenaga pendidik psikologi pendidikan (dosen, guru), peneliti bidang psikologi pendidikan, dan edupreneur bidang psikologi pendidikan (praktisi, educator, konsultan pendidikan). Ketiga profesi ini menitik beratkan pada satu hal, yaitu pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun di rumah. 

Untuk mengimplementasikannya, aku bersama lima orang temanku membuat sebuah komunitas bernama Educandum Communitiy di platform Instagram. Di sini kami berperan sebagai praktisi psikologi pendidikan, mengedukasi siapa pun yang membutuhkan pencerahan terkait masalah-masalah pendidikan. Kegiatan yang kami tawarkan beragam, mulai dari instagram live rutin setiap bulan, webinar, workshop dan pelatihan. 

Selain membuatku jadi terus belajar dan upgrade ilmu pengetahuanku tentang psikologi pendidikan, menjadi seorang praktisi psikologi pendidikan juga membuatku menemukan ide-ide tertentu untuk profesiku lainnya, yaitu sebagai seorang penulis. 

Penulis 

Sebelum menjadi seorang praktisi, aku terlebih dahulu menjadi seorang penulis. Aku mengawali karir side hustle sebagai penulis antologi dan blogger. Hobi yang menjanjikan, hehehe. Seiring berjalannya waktu, aku tidak hanya menjadi penulis, aku juga menjadi penanggung jawab (PJ) event nulis bareng, membimbing para penulis baru yang ingin menorehkan namanya di dunia literasi. 

Lantas, apa kaitannya antara dua profesi yang sedang aku geluti sekarang? 

Salah satu temanku pernah bilang, kalau buku-buku yang aku PJ-in selalu deep temanya. Itulah kaitannya, aku memanfaatkan ilmu psikologi pendidikanku sebagai salah satu bahan dalam menulis. Aku punya prinsip bahwa karya yang aku buat harus membekas di hati para pembaca, harus ada makna yang bisa diambil, bukan sekadar tulisan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Jadi, tidak hanya menghasilkan karya semata, tetapi juga ada tersisip ilmu psikologi pendidikan di dalamnya. 

Menurutku, mau apapun profesinya, asal dilakukan dengan niat dan keinginan tanpa paksaan, serta ada "hasil" yang bisa didapatkan, aku harus bangga pada diri sendiri. Bangga karena diri ini mampu menemukan jalan lain untuk melangkah, tidak hanya terpaku idealis menunggu profesi sebagai dosen yang bisa jadi sangat aku inginkan tetapi Allah tidak izinkan. Siapa yang tau, kan? 


#BPN30DayRamadanBlogChallenge2022

#BPN30DayRamadanBlogChallenge2022Day18 

Comments

  1. keren mbak, menulis memang sepertinya wajib buat semua profesi. Sukses selalu yaaa

    ReplyDelete
  2. Keren bisa memadukan keahlian kita sesuai dengan passion. Jadi ingin lihat buku yang punya insight dalem.

    ReplyDelete
  3. Nice choices. Punya banyak ilmu dan hobi bisa saling melengkapi, ya.

    ReplyDelete
  4. Sepakat Mba, selalu bergerak dan berkreasi dalam bidang apapun pada akhirnya akan membawa kita ke lingkungan profesional yang kita harapkan. Salut melihat inisiatif dan kreativitas Mbak selama berproses mengejar cita-cita.

    ReplyDelete
  5. Mantap nih jd praktisi sekaligus penulis. Nggak apa2 blm kesampaian jadi dosen. Aku doakan semoga keinginan menjadi dosen segera terwujud ya mbak. Yg penting semangat apapun kegiatan yg sedang kita lakoni. Asalkan positif gas aja :D

    ReplyDelete
  6. Dulu saya berpikir kuliah S2 harus jadi dosen ketika lulus. Namun saya segera ubah mindset tersebut. Saya pun berusaha menjadi seorang blogger yang selalu banyak belajar. Semangat ya mbak menulisnya

    ReplyDelete
  7. Apa yang ditulis, dilakukan dengan hati, maka akan sampai ke hati. Keren kak... Bisa jadi praktisi sekaligus penulis

    ReplyDelete
  8. Keren semangatnya, Mbak. Menjalani hidup memang harus fleksibel, ngga bisa 1 profesi bisa coba cara atau arah karir lain

    ReplyDelete
  9. Wah keren punya komunitas Educandum Communitiy yang bisa mengedukasi masyarakat terkait pendidikan. Semoga semuanya dimudahkan ya mba. Bisa aktif menulis terus yang memberi banyak insight.

    ReplyDelete
  10. masya Allah memang betul mbak dengan segala latar belakang pendidikan kita, era sekarang punya lebih banyak keleluasaan jenjang karir, semangat mba

    ReplyDelete
  11. betul banget mbak, berkarya bisa dengan profesi apapun yang membuat kita nyaman, semangat untuk tetap menebar manfaat di bumi Allah ini mbak

    ReplyDelete
  12. Setuju Mbak. Profesi apapun apalagi kalau passion dan tanpa paksaan, hasilnya lebih bagus.

    ReplyDelete
  13. Ada negara yang mewajibkan warganya bekerja sesuai ilmu kuliahnya. Di Indonesia ini beruntung. Lulusan apapun, kita bisa bergerak di bidang apapun. Lulusan astronomi pun bisa jadi penulis dan wartawan misalnya. Yang penting nyaman.

    ReplyDelete
  14. Yes selama itu halal, menyenangkan dan nggak toksik jalanin aja ya. Senangnya dari blog bisa bertemu orang-orang keren seperti mbak gini..

    ReplyDelete
  15. Aku juga lulusan strata 2, tapi setelah menikah dan punya anak aku resign dari pekerjaanku sebagai dosen wkwk. Sekarang fokus nulis karena saat kuliah dosenku menggemblengku buat bisa nulis. Alhamdulillah skill menulis tersebut berguna sampai sekarang

    ReplyDelete
  16. Tetap semangat membangun diri dan semoga cita-cita nya menjadi dosen dipermudah jalannya dan menjadi rezekinya, aamiin

    ReplyDelete
  17. Setuju banget. Profesi apapun kalau dijalankan sepenuhnya insyaallah akan menghasilkan. Baik untuk sendiri maupun orang lain. Secara materi maupun non materi.
    Rezeki semua sudah ada yang mengatur tinggal kita menjemputnya ya

    ReplyDelete
  18. Wow keren dan benar-benar menginpirasi untuk tidak menyerah dengan kondisi

    ReplyDelete
  19. Benar juga yaaa... kadang kita mengejar impian untuk bekerja di sana atau di sini, eh malah ketemunya dengan aktivitas lain. Jika kita menjalaninya dengan penuh suka cita dan sesuai passion, malah hasilnya Insya Allah akan melebihi dari pekerjaan yang kita impikan namun tak tercapai tadi.

    ReplyDelete
  20. Menantikan karyanya, kak..
    Semoga senantiasa produktifitasnya, waktunya dan jerih payahnya membawa kebaikan untuk pembaca.
    Barakallahu fiik~

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts